Pengembangan Karir – Kalah Pamor Dengan si “Bintang”

Share Social

Pengembangan Karir – Kalah Pamor Dengan si “Bintang”

Pengembangan karir Kalah Pamor Dengan si “Bintang”

Bu Novi, di tempat kerja saya ada seorang karyawan yang jadi “bintang”. Maksudnya begini, dia sering mendapat kepercayaan dari atasan untuk mengerjakan tugas-tugas baru dan  tugas sulit. Dia juga disukai banyak orang. Meski demikian, ia tidak sok. Sebenarnya dia tidak terlalu pandai, tapi punya kemauan besar untuk belajar hal-hal baru. Itu mungkin yang membuatnya selalu bisa menerima tantangan. Dia juga tidak terlalu cantik, tetapi supel, pintar bergaul dan ramah. Bukannya saya iri dengan dia. Tapi justru saya kagum kok dia bisa begitu ya…

Dengan kondisi demikian, akhirnya atasan dan juga teman-teman yang lain selalu minta dia untuk tugas-tugas baru. Buat saya dampaknya jadi tidak enak. Bukan karena saya iri, tetapi sebenarnya terkadang saya merasa juga memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas tersebut. Tetapi karena hallo effect tersebut, saya akhirnya jadi tersisihkan secara tidak langsung. Saya jadi merasa, untuk jangka panjang, prospek karir saya bisa terganggu.

Bu, bagaimana caranya agar kemampuan saya juga diperhitungkan? Apakah berarti selama si bintang masih ada saya tidak akan bisa unjuk kemampuan? Terima kasih banyak sebelumnya dan salam sukses untuk Ibu.                             Ratih, Sidoarjo

Jawaban:

Ratih, kebesaran hatimu untuk menerima bahwa kamu bukan sang juara sebenarnya merupakan salah satu pertanda bahwa Anda mempunyai kesadaran diri yang baik. Adapun kesadaran diri merupakan salah satu komponen dari kecerdasan emosional. Karena dengan mengetahui dimana posisi kita saat sekarang, termasuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk meningkatkan diri.  Ok, catat ini sebagai satu modal awal…

Anda rupanya juga seorang pengamat yang baik. Anda dengan jeli dapat menganalisa apa yang membuat teman Anda sukses. Dari situ sebenarnya juga dapat diambil hikmah bahwa sang juara bukan selalu yang paling unggul. Bisa saja  ia seorang yang rata-rata / kebanyakan tetapi dia mempunyai satu hal yang menonjol dan dengan cerdik ia dapat mengarahkannya ke arah yang tepat. Apalagi jika yang dia lakukan juga dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan agar sukses dalam pekerjaannya sekarang. Intinya dia punya strategi. Dengan demikian dalam berjalan menuju tujuan, ia tidak jalan dengan mata tertutup. Nah, cara yang demikian ini tentunya dapat Anda tiru. Tidak ada salahnya meniru, selama bertujuan untuk kebaikan.

Salah satu resep kuno keberhasilan seseorang adalah pertama bersedia mengamati, selanjutnya menirukan dan kemudian memperbaikinya. Jika tahap pertama telah Anda lakukan, maka sebenarnya tinggal melangkah ke tahap selanjutnya. Apalagi kalau Anda bisa mengatakan bahwa Anda sebenarnya juga merasa mampu melakukannya. Ini sebenarnya sumber penggerak yang sangat kuat untuk mencapai apa yang Anda ingin capai. Dengan  ambisi ini (bukan ambisius, lho) untuk berubah atau mengubah sesuatu seseorang akan berusaha menciptakan perubahan dan melakukan perbaikan diri.

Dengan ekstra upaya, cobalah untuk melakukan sesuatu yang “tidak biasa”. Seperti mengajukan usulan cara kerja baru atau yang lebih efisien. Jika ada penugasan baru, cobalah untuk lebih asertif menyatakan bahwa Anda siap mengerjakannya. Dari sini Anda punya kesempatan untuk membuktikannya. Karena itu jangan sia-siakan kesempatan tersebut. Atau jika Anda punya keahlian lain tetapi masih bisa diterapkan dalam lingkup pekerjaan seperti membuat dekorasi untuk acara-acara kantor, disain grafis untuk poster nilai / budaya perusahaan atau manual kerja dapat juga dipakai sebagai alternatif untuk unjuk diri.

Semangat merupakan energi penggerak. Namun Anda juga mesti menyadari bahwa semangat bukan satu-satuinya senjata. Banyak faktor lain yang menjadi pendukung keberhasilan. Tidak ada seorang pun yang sukses tanpa dibantu orang lain. Karena itu, carilah dukungan dari lingkungan kerja maupun sahabat, misalnya atasan, atau rekan kerja. Seperti si juara yang luwes dalam bergaul, maka Anda harus juga belajar dengan tulus merangkul mereka. Mengapa? Karena mereka bisa jadi semacam alarm jika baterai energi Anda sedang lemah atau seandainya apa yang Anda lakukan melenceng dari sasaran.

Satu hal lagi, dengan posisi bukan sebagai sang juara, sebenarnya Anda punya keleluasaan yang lebih besar karena posisi Anda tidak mudah disorot orang lain. Karena itu juga tidak perlu mati-matian mengejar hal yang sama seperti yang dia lakukan, tapi kembangkanlah potensi positif lain yang menjadi kekuatan Anda. Tapi jangan terlalu “lari” dari tugas utama Anda. Alih-alih mencoba mengembangkan kemampuan baru, malah celaan yang akan Anda dapatkan. Ingat, di tempat kerja penilaian prestasi selalu didasarkan pada penilaian terhadap tanggung jawab utama pekerjaan.

Dan yang tak kalah penting, jangan lupakan untuk mengembangkan lingkup hubungan dan informasi terkait dengan pekerjaan Anda. Jangan hanya melulu bekerja tanpa berusaha mencari tahu perkembangan perusahaan dan hal-hal lain terkait dengan manajemen. Informasi demikian akan sangat Anda butuhkan ketika mengajukan penyegaran, rotasi atau perluasan job description.. Mengikuti seminar dan aktifitas lain di luar pekerjaan juga akan membantu Anda untuk lebih  peka informasi yang diperlukan terkait pekerjaan dan lebih kreatif dalam bekerja.

Jadi, Anda tidak perlu berharap-harap agar si bintang cepat jatuh atau redup sinarnya. Dengan alternatif-alternatif di atas, Anda juga bisa kok, menjadi bintang kejora yang bersinar sama terangnya menghiasi langit-langit kantor Anda. Sukses selalu!